Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
keengganan untuk memahami taqdir Allah yg diberikan kepada kita, seringkali menjadikan diri kita su'udzon pada-Nya
Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Jumat, 06 Mei 2016

BELAJAR MEMAHAMI & MEMAHAMKAN
"MEMAHAMI sesuatu memang sulit, tapi lebih sulit memahamkan orang lain". itulah ungkapan kang Bisri Si pemilik kantin Pondok kala melihat diriku membawa buku bacaan. Sekilas komentar itu tidak berbobot karena muncul dari seorang penjaga warung yang konon tidak lulus SLTA. Namun, kalau kita rela untuk merenungkan lebih dalam, maka betapa ungkapan itu tidak hanya sekadar komentar, tetapi cukup menohok bagi siapapun yang konon rajin baca buku, rajin menghafal sesuatu, dan para kutu buku. berapa banyak orang telah menghabsikan banyak buku, namun sekadar menyampaikan substansi teks dalam satu halaman saja masih kesulitan. kita hanya pandai hafal ini dan itu, tapi tetap saja kesulitan untuk memahamkan pada orang lain.
kenapa demikian? karena kita hanya mampu membaca teks secara fisik, belum sampai mengenali pesan dibalik teks. sejatinya memahami sesuatu akan membutuhkan kerelaan untuk "menyapa" siapa yang menorehkan teks itu, membaca sambil mendialogkan seakan-akan merasakan kehadiran pemilik teks adalah kuncinya. kenapa banyak orang yang hafal kitab suci tetapi perilakunya tidak mencerminkan sama sekali ajakan teks suci itu sendiri? Ya, mereka hanya sekadar membaca teks fisik, belum mampu menyelami makna dibalik teks. jika kita tersenyum saat membaca kitab suci karena ada kabar gembira buat kita; kitapun tak mampu menahan tetesan air mata kala isi kitab suci mengabarkan ancamaan siksa, dan lain sebagainya adalah sebuah tanda bahwa kita telah berhasil berdialog dengan pemilik teks. Ajaklah pikiran dan hatimu untuk ikut membaca dan memahami sesuatu agar makna substantif bisa berkelindang pada jiwa untuk menemukan hikmah yang luar biasa. Semoga kita bisa, Amin.

Minggu, 18 September 2011

CINTA ITU SEPERTI KUPU YANG MENARI DI TELAPAK TANGANMU



Nikmatilah akan kepakkan sayapnya,
Pandanglah dengan kedalaman perasaan dan kejernihan hati akan indahnya sayap yang berwarna-warni
Biarkan ia menari-nari kesana-kemari di telapak dan punggung tanganmu
Rasakan kehangatan dan kelembutan kakinya
JANGAN BERSEGERA meremas untuk sekadar mendapatkannya
Kalau kau mau meremasnya? kupu pasti kan kau dapat
Kupu akan tetap bertengger di telapak tangan karena remasanmu
NAMUN, kau telah menghancurkan seluruh persendian yang akan menjadi penopang hidupnya pada masa yang masih panjang
Kau telah menghancurkan sayap-sayapnya
Kindahannya telah pudar, kini
Kegairahannya yang selalu terbang sana, terbang sini telah meredup seketika
Kau telah menenggelamkan masa depannya
Tidak sabarkah kau  untuk membiarkan dia terus menerus menari dengan indah
Sesekali ia menjulurkan lidah dan kaki lentiknya pada telapak tanganmu itu
Kau tidak menyadari bahwa ia sejatinya membawa pesan Tuhan untuk saling menjaga rasa kasih dan sayang-NYa
Kalau ia pergi dan terbang tinggi? Oh, jangan kuatir, dia pasti akan kembali, karena dia telah merasakan kehangatan telapak tangan dan kedalaman perasaanmu. Karena kau telah menjaga hidupnya yang masih panjang ke depan
Karena kau telah mendewasakan perjalanan hidupnya
Karena kau pula membikin dia mengukir dengan indah
Kalau dia pergi jauh dan tak kembali? Oh, sekali lagi jangan terlalu kuatir, Tuhan pasti akan menggantinya yang lebih indah, lebih meronah dan memesona hati serta perasaan anda. Jika kau baik dan indah, pasti yang sama pula akan menghampiri dan menjadi milik anda. Tapi jika kau jelek dan berhati busuk, pastilah pula kau kan mendapatkannya sama atau bahkan lebih busuk ketimbang anda. Bukankah Tuhan telah menjanjikan buat kita? Janganlah hanya sekadar anda baca firman-Nya, sementara kau mengabaikan maksudnya.

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).....” ( QS. An-Nur: 26)

KEBAIKAN ITU MINYAK WANGI




Ada banyak orang yang dengan mudah akan membalas cacian dengan cacian pula, amarah dengan amarah, tidak disapa dengan tidak menyapa pula, benci pun dibalasnya dengan kebencian bahkan kadang lebih kejam.
Tidakkah kita belajar untuk membalut diri ini dengan kesantunan, keramah-tamahan dan perilaku yang karimah. Kesantunan, keramahtamahan dan akhlaq yang baik bak minyak wangi yang selalu menebar keharuman di mana-mana, tidak hanya untuk diri sendiri. Wewangian akan selalu menusuk hidung siapapun tak terkecuali bagi mereka yang berbau busuk karena sifat dan sikap yang kurang santun. Wanginya sikap santun, wanginya ramah dengan semua orang, wanginya kasih sayang kepada semuanya tidak hanya untuk sang pacar adalah bunga yang mekar dan semerbak tak ubahnya taman-taman yang indah sepanjang menuju pintu surga Allah swt.
Ada orang yang bercerita pada kawannya: “Aku kemarin hendak menjual mobilku. Lalu mobil itu aku tempeli dengan tulisan “DI JUAL” dibagian depan, belakang dan samping kanan, lalu aku parkirkan mobilku di tepi jalan persis di depan pagar rumah orang. Tidak lama kemudian muncullah lelaki tua dengan mengacung-acungkan parang sambil berteriak lantang; “Bawa pergi mobil jelekmu, jangan kau parkir di depan pagar rumahku, nanti mobil tamu-tamu dan kerabatku tidak bisa parkir karenamu, pergi sana!”.
Mendengar suara lantang dari lelaki tua itu, aku pun segera membalas dengan suara yang tak kalah galaknya sambil ku dorong mobilku untuk keluar areal yang diinginkan; “Hai, orang jahat sepertimu tidak akan punya tamu, kerabat-kerabatmu tidak akan mau mengujungimu, mereka lebih memilih untuk mengajak anak dan keluarganya ke kolam renang, pantai dan taman hiburan lainnya. Siapa yang peduli untuk mengujungimu, segera tutup pintumu, brengsek!”
Namun, berlahan-lahan aku kembali undurkan mobilku seperti semula, sambil aku berteriak dan melambaikan tangan kepadanya; “Maaf, tuan, maaf. Terimakasih atas tegurannya...”. Dengan spontan pula, lelaki yang tadinya galak, membalas lambaian tanganku sambil meletakkan parang yang tadi digenggam, dia pun tersenyum sambil membalikkan badan dia masuk rumah dengan membiarkan pintunya tetap terbuka.
Jika aku mengingat peristiwa itu, aku merasa bahagia. Rasa-rasanya baru sekali ini aku merasa menjadi diriku sendiri, aku tidak mau didekte oleh kejelekkan orang lain, aku tidak mau mengukir amarah karena amarah orang lain.
Sejatinya kebajikan telah ada pada diri kita masing-masing, kita berbuat baik tanpa menunggu orang lain. Begitupun kejelekan orang lain tidak harus mendikte perjalanan hidup ini. ”Balaslah kejelekkan itu dengan kebaikan”.
وَلا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
”Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” [SURAT AL FUSHSHILAT ; 34]

Sungguh, Allah telah mengajarkan kepada hambanya untuk selalu belajar santun, berbuat baik sebagaimana bisikkan nuraninya dan bukan mengikuti hawa nafsunya. Jadi orang baik serasa tidaklah susah, hanya butuh pe-RASA-an untuk rela melumurkannnya dalam bingkai kehidupan disetiap harinya, bukan menonjolkan egoisitas sebagai puncak pelampiasan segala amarah dan rasa dendam pada sesama. Kiranya, tinggal memilih apakah kita bisa menjadi minyak wangi atau bau kentut kita sendiri.



Sabtu, 17 September 2011

KESABARAN ADALAH LAUTAN

KESABARAN ADALAH LAUTAN
Tidak sedikit dari kita menyatakan bahwa kesabaran itu ada batasnya. Tidak jarang kita mengatakan “kesabaranku sudah habis”. Nilai kesabaran yg dimiliki oleh masing-masing orang jelas selalu berbeda. Perbedaan itu lebih pada suasana batin dan kondisi kejiwaan seseorang.
Kesabaran adalah kemulyaan
Kesabaran adalah jangkar kehidupan
Kesabaran adalah lumbung kebahagiaan
Kesabaran pula menjadikan hati menjadi tentram
Kenapa sebagian kawan kita, tetangga kita atau bahkan kita sendiri merasa tersinggung, mudah marah saat seorang kawan atau orang lain mengejeknya, kenapa itu bisa terjadi? Kenapa kita mudah kecewa, putus asa dan frustasi saat sesuatu yang kita miliki lenyap atau hilang entah kemana. Saya pikir banyak hal lagi yang menjadikan terlalu difensif dan berlebihan mengurung diri dari caci maki, olok-olok yang kadang itu hanya berniat gurauan.
Ada dua hal yang mesti kita bedakan cara memandang dan menyimpulkan karakter seseorang, pertama, ada dari seseorang itu memiliki sifat penyabar dan sisi lain, yang kedua, adalah pemarah dan mudah tersinggung atau merasa kehilangan gairah hidup gara-gara ditinggal kekasih tercinta.
Bagi mayoritas orang, telalu ribet dan tidak menyenangkan punya teman yang berkarakter mudah tersinggung, pemarah dan selalu menarik diri manakala tidak kuat dengan ”gojlokan” orang lain. Itu semua disebabkan hatinya adalah ibarat menampung hanya AIR SATU BASKOM. Karena hanya satu baskom, maka jika hanya diludahi oleh seorang saja, diyakini akan menjadi keruh. Orang yang menampung hanya air satu baskom dalam hatinya pasti mudah keruh, tersinggung, pemarah dan pendendam.
Namun seseorang yang menampung air lautan dalam hatinya, pasti orangnya tenang, tidak gusar, tidak tersinggungan, tidak pemarah dan tidak pula pendendam. AIR LAUT tidak akan keruh sekalipun dikencingi seribu orang, apalagi hanya sekadar diludahi.
KESABARAN ibarat menampung AIR LAUT dalam hati yang mengakibatkan perasaan kita menjadi lapang, kita akan menikmati segala apa yang terjadi dalam hidup ini. Kelapangan dan keleluasaan air lautan menjadi petuah dan mendikte hidup ini menjadikan segalanya akan terasa lebih positif, dan kepositifan itu menjadikan hidup ini selalu terasa tentram jiwa, tenang hati dan sehat raga.
Kegagalan adalah tangga untuk menuju kesuksesan
Kekecewaan adalah jamu pahit yang jika ditelan akan menyehatkan
Kemarahan adalah alat pacu yang jika dimenejemen akan menjadi kemenangan.
Dan KESABARAN adalah tebaran aroma harum yang menyengat hidung dan menyegarkan dalam setiap pergaulan. Kesabaran tidak mengenal kondisi dan situasi, kesabaran tidak mengenal batas dan tidak pula terhenti. Ia akan terus melaju dan menghiasi ranah kehidupan manusia bumi dan skaligus akan mengukirnya dalam titian ilahiy. Segala yang menurut banyak orang sebagai musibah dan cobaan akan di hadapi dengan senang hati. Musibah ibarat pil pahit yang harus ditelan agar penyakit cepat hilang dan cobaan bak jatuh-bangun si kecil kala belajar berjalan. Musibah dan cobaan tidak lain mengunduh pengalaman dari satu peristiwa yang kurang mengenakan menuju lahan ”padang” yang lapang dan melegakan dengan selalu di airi oleh kesabaran. Kesabaran menjadi pintu masuk bagi setiap sikap yang harus pertama ditonjolkan karena sejatinya dia adalah LAUTAN.
أَلصَّبْرُ عِنْدَ صَدَامَةِ اْلاُولَى
”Kesabaran adalah disaat pertama kali kena musibah”. Kata Nabi. Bersabarlah tanpa menunggu hati dan perasaan kita lelah. Bersabarlah tanpa harus menunggu nasehat para petuah, dan bersabarlah tanpa harus menanti musibah dan cobaan-cobaan berikutnya. Barang siapa yang benar-benar bersabar, tidak lain dan dipastikan dialah sejatinya ”teman” dan kekasih Allah yang sebenarnya.
اِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ “sesungguhnya Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar”. Sikap sabar itulah sejatinya ruang yang hanya tidak mampu diisi oleh apapun dan siapapun, kecuali Dia, Allah swt. Belajarlah untuk selalu menyediakan ruang hanya untuk-Nya. Bukankah Allah telah menasehati hambanya untuk menjadikan kesabaran sebagai penolong atas kehidupan kita.
  
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',” (QS. Al-baqarah: 45)

Walhasil, kesabaran memang sulit, kesabaran memang berat, namun seberat dan sesulit apa dan bagaimanapun, yang jelas, kesabaran butuh kebesaran jiwa untuk menampung segala caci maki, cemoohan dan “derita”
Telanlah semua, biarpun pahit namun itu semua akan menjadi obat atas “sakit” yang barangkali kau sendiri tak menyadari atas deritanya. Jadikan itu semua ibarat jamu atau pil pahit yang akan menyembuhkan penyakit batin dalam hidupmu dan akan menjadi penuh bahagia diwaktu entah kapan datangnya. Tapi kehadirannya pasti kan bersua pula.PERCAYALAH…..
HIDUP ADALAH BELAJAR UNTUK BERSABAR.

DO’A IBARAT SURAT CINTA

DO’A IBARAT SURAT CINTA

Banyak orang yang meremehkan kekuatan do’a, berdoa hanyalah buang-buang waktu saja, berdoa hanyalah rangkaian kata-kata bersahaja dari ulama’ kuno. Semakin sering berdoa tanda tak  mampunya seseorang mengambil resiko hidup di dunia ini.
PERCAYALAH, berdoa merupakan cara untuk menanggung hidup ini serasa tidak diselesaikan oleh diri kita sendiri. Berdoa adalah komunikasi dengan Dzat Tertinggi, Tuhan dari segala tuhan manusia. Namun sayang, banyak pula orang berdoa tanpa memperhatikan hal-hal penting yang harus dilalui. Berdoa pula tidak sekadar menyerahkan beban hidup ini pada-Nya.
  
”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Ayat di atas, menggambarkan bahwa Allah swt akan tetap mengabulkan doa seorang hamba jika ia memintanya. Loh, adakah orang yang berdoa tetapi tidak meminta? Rasulullah pernah menegur seorang sahabat yang menengadahkan tangannya cukup lama, namun tidak menyebut permintaannya. ”Memujilah kepada-Nya dan sampaikan apa yang anda inginkan”.
Banyak orang kecewa karena dia merasa banyak dan sering berdoa namun serasa tak satupun yang ia minta dikabulkan-Nya. Bukankah berdoa selalu berurusan dengan hati. Hati yang menampung cinta dan kasih sayang Allah swt. Disinilah, doa menjadi penting sebagai penghubung seorang hamba dengan Tuhannya. Dengan hubungan cinta ini, banyak kebaikan dapat diraih, kesulitan hidup dapat terurai, dendam kesumat pada sesama terasa dapat direlai, kebahagianpun akan dengan mudah datang sendiri.
Dalam Islam, mewajibkan hambanya untuk berdoa minimal lima kali sehari. Mengapa demikian? Bukan karena Tuhan ego dan serakah untuk disapa dan dipuja-puja sepanjang hari oleh makhluknya dengan mereka sesering mungkin  berdoa pada-Nya.
Allah swt tidak hanya Maha Pengasih tapi juga Maha Penyayang. Allah akan mengasihi kepada siapapun yang meminta bantuannya, namun  Allah akan memilihnya orang yang akan disayang. Tidak semua orang yang dikasih akan mendapatkan sayangnya. Disinilah, kenapa ada dua orang yang bertetangga, yang satu rajin shalat dan tirakat sering berdoa terlebih selesai shalat, sementara yang satunya shalat hanyalah tergantung kebutuhan dan tidak begitu memperhitungkan amal-amal baik lainya, namun berdoa telah menjadi ’kewajiban’ buatnya.
Si tetangga yang rajin berdoa tetapi tidak terbiasa shalat lima waktu dengan istiqamah itu bilang sama tetangga yang rajin shalat dan tirakat: ”tadi malam aku berdoa agar aku diberi kemampuan untuk membeli perabot rumah dengan melimpahnya uang. Dan. Sore ini aku membeli sebuah kulkas besar dari sebelumnya.”
Cerita ini sempat membuat gerutu sang tetangga yang serasa rajin ibadah. Dalam benaknya terucap: ”kenapa Tuhan tidak mengabulkan doaku tadi malam?”
Keesokan harinya, si tetangga itu bercerita lagi tentang keberhasilan doanya tadi malam. Lagi-lagi cerita itu membuat resah dan gundah gulana, hampir putus asa dan ”jengkel” pada Allah swt. Namun ia tetap berdoa dengan khusyu’ dan penuh harap.
Pada hari-hari berikutnya, sang tetangga yang rajin berdoa namun tidak rajin ibadah itupun bercerita sebagaimana hari-hari sebelumnya tentang keberhasilan segenap doa yang ia panjatkannya. Si tetangga yang rajin ibadah itupun pasrah dan tawakkal pada-Nya, dia optimis  dengan sifat sayang Tuhan melebihi segala-galanya. Perasaan positif thinking, husnudzan, dan berbaik sangka pada Allah selalu ia kedepankan. Dia ingat hadits qudsinya Allah swt.
أنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِي
“Saya bergantung persangkaan hambaku” Kata Allah swt. Kalau hambaku menyangka Aku akan berbuat baik padanya, pasti akan aku beri kebaikan yang melebihi yang ia minta. Tetapi, jika mereka menyangka Aku dengan persangkaan yang jelek. Aku pun akan memberi kejelekan yang kadang melebihi kemampuannya.
Hadits ini selalu memotivasi diri untuk tidak henti-hentinya memanjatkan doa sekalipun apa yang dikabulkan tak seberapa. Berbedanya pemberian oleh dua orang dari apa yang mereka inginkan itu sekalipun menurut ukuran akal berat untuk dibenarkan, namun Allah akan selalu menampung doa manusia walau pemberianya masih tertunda.
Suatu waktu, kedua orang itu nanti akan bertemu pada hari kiamat. Di alam ”sana” mereka berdua terlibat percakapan yang sejatinya bertolak belakang dengan apa yang mereka berdua dapatkan saat di dunia. Yang dulu kala doanya selalu dikabulkan-Nya berpenampilan biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa bahkan tidak membawa bekal apa-apa.
Sementara yang rajin ibadah tapi doanya sering tidak dikabulkan itu berpenampilan bak raja yang dipuja-puja rakyatnya. Berpakaian serba mewah dan membawa berbekalan yang luar biasa. Bahkan yang bersangkutan sempat terheran-hean dengan gaya hidupnya. Diapun bertanya pada Tuhan atas kemewahan yang ia dapatkan. Tuhanpun menjawabnya:”itu semua adalah doamu waktu di dunia. Sengaja Aku tidak memberikan pada waku itu, karena sejatinya kamu belum membutuhkannya, doamu Aku tabung dan Ku berikan saat kamu menjalani hidup di akhirat ini”.
Sementara tetanggamu, dia hanya butuh kekayaan duniawi saja, bahkan dia Saya anggap tidak butuh sayang-Ku, karena dia tidak pernah menulis surat cinta untuk-Ku. Dia hanya meminta dan mendikte-Ku untuk kehidupan dunianya saja.
  
 “……Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia", dan Tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.” (QS. Al-Baqarah: 200)

Doa adalah tabungan hidup berjangka panjang, maka janganlah membatasinya dengan hanya memohon untuk keperluan zaman sekarang. Berdoalah seakan-akan kita membutuhkan bekal untuk persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan di masa-masa mendatang.
  
 “dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka"[1][127].(QS. Al-Baqarah: 201)

Doa adalah surat cinta yang harus dipanjatkan secara terus menerus tanpa mengenal lelah. Merasa bahagia karena selalu berdoa adalah hal terpenting ketimbang merasa senang manakala doanya selalu dikabulkan-Nya. Berdoalah tanpa harus mendikte Allah swt. Tetap berdoa walau belum tentu dikabulkan segala keinginan kita, jadikanlah berdoa ibarat curhat kepada seorang kekasih, kendati hanya didengar sekalipun tidak memberikan solusi, pasti suatu waktu masalah akan teurai senidiri. Dan doa adalah curhat dan surat cinta kita pada-Nya.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ


”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”[ SURAT  AL BAQARAH: 186]

 

Kedekatan Allah dengan hambanya ibarat leher dengan uratnya. Saking dekatnya, apa yang menjadi krenthe’ manusia selalu terekam oleh-Nya. Allah swt selalu menanti surat cinta itu, Dia akan selalu menunggu keluhan-keluhan kekasihnya, Dia pula akan selalu menampung keinginan-keinginan hamba-Nya yang pasti semuanya nanti akan menjadi tabungan akhirat bagi manusia.



[1] Inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang Muslim.